wrote
history
wrote my story
komentar dong kalo ga mau diare

cbox terima kasih untuk tidak menjadi silent reader
Henny Rachmawati



Twitter: @HennyRach
stay happy and young
MY FRIENDS and OTHER BLOG

MyOLDblog KoyorBlog Alannusa-MyMonki Opojal.com Alam Budaya Sherina Munaf arsitektur indis Web semarang-nederlandsche Komunitas Historia Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link
Senin, 03 November 2014 @ 03.04
Memaknai Jilbab/ Hijab Menurut Pemahaman Saya Sendiri
Tahukah anda jika fenomena hijab dan jilbab dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini begitu hitsnya. Jika dibandingkan dengan lima belas tahun lalu. Jilbab sekarang jelas sangat berbeda, baik itu model maupun jumlah penggunaannya.  Makna jilbab (ini menurut saya) entah kenapa jadi bergeser "nilai esensialnya". Entah kenapa lagi saya merasa ada yang kurang pas dalam pemaknaan hijab sekarang ini.
Mari kita telaah lebih mendalam makna jilbab dalam berbagai perspektif. Jilbab dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (yang ada di android saya) berarti kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai dada. Sedangkan menurut wikipedia, Hijab (bahasa Arabحجاب ħijāb) adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti penghalang. Pada beberapa negara berbahasa Arab serta negara-negara Barat, kata "hijab" lebih sering merujuk kepada kerudung yang digunakan oleh wanita muslim. Namun dalam keilmuan Islam, hijab lebih tepat merujuk kepada tata cara berpakaian yang pantas sesuai dengan tuntunan agama.
Sedikit intermezo, saya merupakan produk dari orang tua yang bukan berasal dari pesantren ataupun keluarga Islam ndekik, malahan ibu saya sewaktu saya kecil  masih suka dengan hal-hal klenik seperti memberi sajen setiap weton kelahiran saya (biasanya berupa pincukan bunga, telor ayam kampung, dan uang 500 koin emas melati). Meskipun begitu, sebelum saya masuk TK orang tua memasukkan saya ke TPA (Taman Pendidikan Al-Qur'an) entah itu karena lagi ngetren di jamannya atau kesadaran pentingnya mengaji sejak dini. Di TPA tempat saya belajar tiap sore dan tiap hari (seperti sekolah sore, karena yang dipakai juga gedung sekolah).  TPA itulah tempat dimana saya pertama mengenal kerudung, jilbab, hijab, kain penutup kepala. Mengingat fakta bahwa saya adalah produk 90-an, lets we talk hijab from Soeharto period.
Di masa orde baru, berarti sekitar tahun 1995-an (Tahun dimana saya sudah mulai ndolor dan sadar bahwasanya saya sebutir mahluk hidup). Kerudung di masa itu tidak begitu berbeda jauh dengan kerudung sekarang. Berikut contoh model jilbab yang sempat nge-hits di era 90-an:

Dhea Ananda "Baju Baru Alhamdulillah...." sempet nge-hits jilbab model ini

Jilbab model ini biasanya dipake sama ustadzah 


Masih ingat dengan jilbab peci?? Peci yang ada sambungan kainnya bok,,

Tahun 90-an jilbab saya bagi menjadi dua kategori golongan. Golongan pertama, permanently jilbab. Nah untuk golongan permanently ini biasanya digunakan oleh ibu-ibu yang notabene sudah pernah menginjakkan kakinya di tanah suci. mbak-mbak rohis dan ustadzah. Dan di saat itu saya meyakini (mungkin beberapa orang juga berpikiran yang sama) bahwasanya orang-orang yang berjilbab di masa itu adalah orang yang pintar bacaan tartilnya, rajin sholatnya, baik akidahnya.  Golongan kedua, eventual jilbab. Jadi mereka adalah golongan-golongan yang tidak memakai jilbab sehari-hari tetapi memakai jilbab ketika ada acara-acara tertentu, seperti pengajian, tahlilan, kondangan, lebaran, sholat Ied dan masih banyak lagi.
Pernahkah anda mendengar pelarangan jilbab di masa Soeharto? 
Pada masa itu, citra jilbab tidak sebaik pada hari ini. Jilbab atau busana muslimah pada tahun 1970-an dan 1980-an ”identik dengan tradisional, kampungan, ndeso, pesantren, dan sejumlah citra yang menempatkannya menjadi inferior jika dibandingkan dengan busana modern yang banyak digunakan wanita kota”. 
Pada tanggal 17 Maret 1982, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Departemen P dan K) Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan (SK) 052/C/Kep/D/82, yang mengatur bentuk dan penggunaan seragam sekolah di sekolah-sekolah negeri. Sebelum keluarnya SK tersebut, peraturan seragam sekolah ditetapkan oleh masing-masing sekolah negeri secara terpisah. Dengan adanya SK tersebut, maka peraturan seragam sekolah menjadi bersifat nasional dan diatur langsung oleh Departemen P dan K.
SK tersebut hampir-hampir tidak mengakomodir kemungkinan untuk menggunakan seragam sekolah dalam bentuk lain. Karenanya, kebijakan pemerintah ini segera berbenturan dengan keinginan beberapa siswi muslim di sekolah-sekolah negeri untuk menutup auratnya sesuai dengan syari’at Islam yang mereka yakini. Kalau sebelum keluarnya SK 052 saja sudah mulai bermunculan kasus-kasus pelarangan jilbab, maka setelah keluarnya SK tersebut semakin banyak siswi-siswi berjilbab yang memperoleh teguran, pelarangan, dan tekanan dari pihak sekolah. Siswi yang bersikeras untuk tetap mengenakan jilbab di lingkungan sekolah, pada akhirnya dipersilahkan untuk keluar dari sekolah negeri tempat mereka belajar dan pindah ke sekolah swasta.
Memang cukup mengerikan tetapi juga tidak begitu mengherankan ketika pelarangan atas sesuatu di masa Soeharto, Singkat cerita setelah diberlakukannya SK tersebut selama bertahun-tahun (tentunya dibumbui drama dan demonstrasi dari berbagai kalangan). Akhirnya, pada tanggal 16 Februari 1991, SK seragam sekolah yang baru, yaitu SK 100/C/Kep/D/1991, ditandatangani secara resmi, setelah melalui konsultasi dengan banyak pihak.

Ketika memasuki tahun 2000-an untill now jilbab pun bertransformasi dengan cepatnya, jika pada awalnya merupakan sebagai simbol wanita maka di era ini jilbab cenderung lebih bermakna sebagai fashion (saja).  Well.. saya yakin banyak dari pembaca yang cerdas dan mengerti tanpa perlu saya gamblangkan di sini bagaimana bergesernya fungsi jilbab dalam pemahaman seorang muslimah di era fashionista sekarang. In simple word, jilbab berfungsi sebagai penutup aurat, menutup aurat agar tidak dilihat(dalam hal ini mungkin mengundang hasrat) pria yang bukan muhrimnya, muslimah yang baik diwajibkan mempercantik diri di depan suaminya, hanya suami. Dan bagaimana perkembangannya sekarang? We see.. Bagaimana hukumnya looks krenyes2 tetapi dalam aurat tertutup? I dunno about that, maybe we can ask MUI or something else. Apapun itu fenomena jilbab-jilbaban sekarang ini membawa perubahan besar dalam berbagai bidang fashion Indonesia.  Sangat bagus, meng-influence para wanita untuk mengenakan hijab untuk menutup aurat mereka itu merupakan hal yang luar biasa, selama masih dimaknai sebagai fungsi awal kenapa wanita diwajibkan berhijab? 
Ya saya berhijab, dan kenapa? Jawabannya biar saya dan Tuhan saja yang tahu alasannya. Apakah berjilbab itu wajib? Jadi kalau tidak berjilbab meski kita ahli ibadah berarti kita berdosa? I dunno about that..saya rasa itu hak prerogative Tuhan.
Jadi sudahkah anda berjilbab?   


back to top?
monthly archive

Juni 2010 Juli 2010 Desember 2010 Februari 2011 Juni 2011 Juli 2011 Desember 2011 Oktober 2012 November 2012 Desember 2012 Maret 2013 Oktober 2013 November 2014 Desember 2014 Januari 2015 April 2015
my post

Pohon Aktualisasi Diri Sentiling: Kajian ini kapan ya berakhir? Saya haru... Mas Aboekassan Atmodirono Keponakan Baru Fuji X100 Kamera Impian Kegilaan Mahasiswa Tingkat Akhir Princess Diaries Buku Primbon Saya :) LDR confession Lalu.. Apa ceritamu? Dear calon suamiku(nanti)..

Henny's bookshelf: read

Semarang Juwita : Semarang Tempo Doeloe, Semarang Masa Kini dalam Rekaman Kamera
Size 12 Is Not Fat
All-American Girl
Queen of Babble
Avalon High
Airhead
Queen of Babble Gets Hitched
Being Nikki
Forever Princess
Teen Idol
Boy Meets Girl
Runaway
Ready or Not
Nicola and the Viscount
Victoria and the Rogue
Princess Lessons: A Princess Diaries Book
Holiday Princess: A Princess Diaries Book
Perfect Princess: A Princess Diaries Book
The Princess Diaries Collection
Jalan Raya Pos, Jalan Daendels


Henny Rachmawati's favorite books »