cbox terima kasih untuk tidak menjadi silent reader
wrote
history
wrote my story
|
komentar dong
|
Henny Rachmawati
Twitter: @HennyRach
|
MY FRIENDS and OTHER BLOG MyOLDblog KoyorBlog Alannusa-MyMonki Opojal.com Alam Budaya Sherina Munaf arsitektur indis Web semarang-nederlandsche Komunitas Historia Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link Link |
|
Kamis, 10 Oktober 2013 @ 00.46
Pohon Aktualisasi Diri
"Everything that irritates us about others can lead us to an understanding of ourselves." -Dr. Jung-Hallo.. lama tidak menulis, karena banyak hal yang menyita kesibukan pikiran dan tenaga saya (hahaha). Intermezo dulu lah ya, belum lama ini saya mencoba berwirausaha (yang kata abah saya ke orang-orang buat latihan, biar bisa survive nanti jikalau sewaktu-waktu saya didepak dari rumah) membuka usaha di bidang percetakan, fotokopi dan aksesoris komputer dengan merk dagang SILVACOM. Untuk usaha yang itungannya buka sesuka hati dan setengah hari (mengingat fakta saya masih butuh waktu membaca, belajar, dan menulis), omzet yang saya dapatkan tiap bulan sekitar 2,5-3 million jadi nettnya dipotong bayar listrik, belanja kertas, toner dan belanja aksesoris. Baru sisanya itu yang bisa saya pakai berfoya-foya (berfoya-foya = beli cincau favorit saya yang harganya segelas 30rebu di Chatime). Setelah merasakan sendiri rasanya "bekerja" , dalam artian bekerja mencari uang. Saya semakin tersadar bahwa mencari uang itu memang benar-benar susah. Semakin banyak uang kita, semakin banyak pula keinginan kita dan itu justru yang menjadikan semakin banyak juga kebutuhan kita. Saya jadi belajar bagaimana mengelola uang, bagaimana cara uang segini harus cukup untuk ini itu dsb, bagaimana menahan keinginan ini itu dsb. Sebenarnya sudah dari 2 tahun lalu uang jajan dan lain-lain sudah saya stop, jadi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sekunder dll seperti membeli buku, uang gaul (apa ini uang gaul? singkatnya uang untuk kegiatan yang sifatnya rekreasi misal bepergian dengan teman/ pacar ke mall, nongkrong, piknik etc) ,beli gadget, ganti behel, beli pakaian, make up dan banyak lagi, semua pengeluaran kebutuhan itu saya dapatkan dari uang tabungan, kiriman dari eyang (meskipun itu 50-100k/bulan), dan part time di tempat abang saya. Mungkin hal yang mendasari saya untuk tidak meminta uang jajan lagi karena usia orang tua saya yang sudah tidak produktif lagi dan di saat itu when 20 years in my age (:P pake bahasa ala viky zaskia gotik) rasanya malu masih minta uang saku (masih dapet angpao lebaran aja sebenernya malu tapi demen hahaha). Dulu ketika pikiran saya cetek (sekarang masih cetek juga tapi ngga cetek2 amat hal itu ditandai dengan bertambahnya minus saya yg tadinya -3 sekarang jadi -5), dulu saya beranggapan yang dinamakan berproses dalam hidup itu hanya sekedar hanya sampai di skripsi dan lulus dan kerja dan syukur-syukur nikah muda, tapi sayangnya hidup ngga semudah dan selurus itu men! Nah dari sinilah saya mulai berfikir (oh oke bukan berfikir.. cuz im not the thinker patungnya si Auguste Rodin atau tukang mikir ala Socrates, mungkin kata yang lebih tepat adalah mbatin) yang memunculkan pertanyaan-pertanyaan seperti ini setelah selesai saya mau apa? saya jadi apa nanti? setelah ini saya ngapain? kawin atau sekolah lagi atau kerja? bagaimana orang tua nanti kalau saya tinggal? sudah siapkah orang tua saya tinggal merantau? dan banyak pertanyaan lainnya. Tapi dari semua pertanyaan itu ada satu pertanyaan, "Sudahkah saya mencapai aktualisasi diri? "
Jaman smp saya pernah membaca sebuah novel yang sedikit membahas teori Carl Jung mengenai aktualisasi diri, jika saya mengutip pohon aktualisasi diri Dr. Jung, untuk memperoleh buah-buah kehidupan kau harus membangun fondasi akar-akar yang kuat: |